Episode 2 (Tentang Pernikahan)

Pernikahan


Lanjut dari postingan sebelumnya, masih membahas tentang pernikahan.

Hampir setahun ga nulis lagi, rasanya aneh pas mulai lagi. Hampir setahun terakhir sibuk di perusahaan yang bergerak di industri pariwisata membuat fokus geser dikit. Biasa sehari hari melihat pemandangan indah di resort tempat bekerja dengan tampilan ratusan pohon kelapa, private beach, pulau manado tua, jejeran gunung, dan saat menulis ini hanyaa memandangi tembok kamar yang dalam bayangan gue bisa berubah jadi pintu ajaib doraemon , biar gw bisa keluar kemanapun tanpa ada batasan #stayathome #socialdistancing#dirumahaja

Oke lanjut...

Nikah. Apa sih arti pernikahan buat lo yang udah mengalaminya, atau mau mengalaminya atau sudah gagal dalam menjalaninyaaa?? #maaaaafff untuk pertanyaan terakhir.

Nikah, beberapa kali sudah sampai di fase hampir menikah kemudian gagal lagi. Pasti nanyaaaa, kok bisa?? Semuaa bisaaa terjadi gaissssss. Ibu hamil aja bisa keguguran, presiden aja bisaaa balik lagi jadi rakyat biasaaa, bucin bisaa kembali jombloo, apalagiii cuma Perkara GAGAL NIKAH!!!

NIKAH, yaappp pacaran di usia 20+ udah masuk tuh fase di tanya kapan nikah. Lah gimana kalau udah masuk fase 30+
Jawabannya ; AMBYAARRRRR GAIISSS!!!

Nikah, ga berakhir setelah lu akad atau pembaptisan pernikahan. Jutaaan atau triliun kejadian siap menyambut kalian, dari sedih, senang, duka, tepuruk sampaii melantaiii, sampai nantii bangkit lagii sampai di awan dan kembali lagi dari 0.
Posisi gue belum menikah yaahh sis dan bro. Cuma gw selaluuu pasang kuping ketika temen temen yang udah nikah bercerita. Ga peduli doi pendidikan terakhir apa, atau jabatan di kerjaannya apa. Tapi urusan nikah, gw yakini mereka lebih pro dibanding direktur perushaan terkemuka tapi berstatus Jomblo atau perjaka tua #maap ga nyindir siapapun ya#

Nikah, menurut beberapa cerita temen gw yang usia pernikahannya 1th, duhh indah bangetttt.
Masukk tahun ke 3, mulai ni balada rumah tangga bercerita memainkan drama nya.

Masuk tahun ke 10, wahh dari cerita mereka kek nya udah mulai terbangun pondasi kuat, yang meski ada badai hanya goyang dikit, beda dengan seumur jagung yang diterpa kipas angin langsung patahhhhh tuh rambut rambut jagungnya #apasih iniganyambung

Masuk tahun ke 20, mulaiiii menampilkan kisah klasik yang sering menghantui. Katanya loh yaa ini dari beberapa pengalaman temen. Anaknya yang udah masuk fase kuliah, emaknya udh slow drmh cuma ngurus lakinya cuma smpe brangkat krja, urusan dapur dan bebenah udah ada "embak" dan lakinya udh mulai aktif di grup grup tertentu yang berkaitan dengan hobby dan atau yang menunjang kariernya. Perkaranya udah bukan lagi "kaya nya kita butuh mobil, soalny anak udah nambah ini, ga mgkin naik motor. Atau ganti mobil untuk upgrade ke yang lebih besar dan lebih nyaman ".

Tapi kepada "maa, anak anak sudah besar. Sebentar lagi mereka akan punya kehidupan sendiri".... Kita gimanaa??

Disitulah, gue meyakini bahwa menikah bukan sebatas laki gue nanti harus ganteng atau tajir, tapi harus pandai dan cerdas. Karena di usia 20+ usia pernikahan seks bukanlah utama, tapi teman berdiskusi dan tertawa bersama menghadapi masa tua adalah keutamaan..sehingga, sampai hari ini memupuk hubungan yang hangat bukan lagi seberapa sering kali bertemu, tapi menghargai apapun yang dikatakan pasangan. Berikanlah senyum dan telinga mu untuk mendengar, agar tak dia cari sandaran lain yang siap menampungnya..


Sederhana, tapi tak mudah untuk diterima..

1 April 2020

Delara...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Episode 3 (Tentang Pernikahan))

Episode 1 (Tentang Pernikahan)