ERAWAN TEMPLE

Pembangunan Kuil Erawan

Meskipun sebelumnya Brahma sudah dipuja oleh sebagian masyarakat Thai, puncak kepopuleran patung ini baru pada pertengahan abad ke-20. Pada saat itu, ada satu hotel yang diberi nama Erawan, yang adalah nama gajah surgawi tunggangan Indra, dibangun di pusat pertokoan kota Bangkok. Pemilik hotel ingin membangun patung dewa Indra yang sedang menunggang gajah Erawan di pojok sebelah depan hotel.[7]
Pembangunan Hotel Erawan dimulai pada tahun 1951, tetapi kerapkali terjadi kecelakaan sehingga empat tahun kemudian proses pembangunannya belum selesai. Mayor Jenderal Joseph Su Pei Wei yang memiliki mata batin diminta untuk menginspeksi, kemudian ia menyimpulkan bahwa nama Erawan tidak cocok (bersifat sial). Meskipun sudah didirikan patung Indra Erawan, tetapi perlindungan yang diberikan masih tidak mencukupi.[6]
Oleh sebab itu, Mayor Jenderal menganjurkan untuk memuja dewa yang memiliki kedudukan lebih tinggi daripada Indra, yaitu Brahma. Setelah itu, hotel selesai dibangun pada tahun 1956, dan patung Brahma diletakkan di altar depan hotel. Hal tersebut menjadi kebangkitan kembali pemujaan Brahma di Thailand yang sempat padam

Penyebaran pemujaan ke luar Thailand

Terdapat sebuah cerita tentang seorang wanita yang sedang dilanda permasalahan dan tidak tahu kemana harus bersandar. Ia datang ke hadapan patung dewa Brahma yang kebetulan ia lihat di pojok sebuah hotel. Ia memohon penyelesaian masalah di hadapan Phra Phrom dan bertekad bahwa kalau masalahnya bisa terselesaikan, ia akan menari telanjang di hadapan patung. Ternyata permasalahannya benar-benar selesai dan wanita itu melakukan tekadnya. Peristiwa ini menjadi sensasi besar bagi masyarakat dan para pemandu wisata mempropagandakan cerita tersebut kepada para pelancong manca negara, terutama yang berasal dari wilayah Asia.
Semenjak saat itu, ketenaran patung Phra Phrom di pojok hotel tersebut tersebar ke mana-mana. Karena berada di Bangkok yang warganya mayoritas memeluk agama Buddha, Phra Phrom dikenal dengan nama Si Mien Fuo (Buddha Catur Muka), bukan sebagai Si Mien Shen (Dewa Catur Muka).


sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Phra_Phrom

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Episode 3 (Tentang Pernikahan))

Episode 1 (Tentang Pernikahan)

Episode 2 (Tentang Pernikahan)